Setidak nya dua warga sipil tewas karena serangan roket di Ibu Kota Libya, Tripoli, pada hari Selasa (16/4) tengah malam. Juru bicara badan gawat darurat Libya mengonfirmasi kabar tersebut dan mengatakan bahwa ada empat orang lainnya terluka dalam serangan yang sama.
Dari laporan yang di dapatkan, ada tujuh ledakan besar di Tripoli, tak lama setelah ledakan tersebut, asap pekat terlihat mengepul di daerah Abu Salim. Ini merupakan kali pertama pusat kota Tripoli di terjang oleh serangan roket pada waktu malam hari yang biasa nya tenang, Kamis (18/4).
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim sebagai dalang di balik serangan tersebut. Sejak dua pekan lalu, dua politik di Libya berseteru, yaitu prajurit pro-pemerintah yang di akui perserikatan Bangsa-Bangsa, GNA, dan pasukan Panglima Khalifa Haftar selaku pendukung pemerintah di Benghazi.
Pertikaian bermula ketika Haftar mengerahkan Pasukan Nasional Libya (LNA) untuk menguasai Tripoli dengan bantuan pasukan pemerintah Benghazi. Pasukan pro-GNA pun menggelar operasi Gunung Api Amarah untuk melawan.
Baku hantam yang mengejutkan banyak pihak ini sudah menewaskan setidak nya 32 orang, sementara 50 lainnya luka-luka. Serangan Haftar kali ini membuyarkan permintaan PBB agar pemerintah Libya di Benghazi dan Tripoli pada 14-16 April mendatang untuk menentukan pemilihan umum.
Haftar semalaman ini di anggap sebagai sosok dictator baru pengganti mendiang Muammar Khadaffi yang telah meninggal di tembak pemberontak, setelah di tangkap saat melarikan diri di gorong-gorong. Selama empat dasawarsa, rezim Khadaffi menyiksa, membunuh dan menghilangkan paksa para penentang dan lawan politiknya. Meski demikian, Haftar mengatakan memusuhi kelompok bersenjata dan militant.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.