Pada tanggal 11 Juli 1405, Laksamana bernama Cheng Ho yang bersama 27.000 tentaranya itu melakukan ekspedisi ke Samudra Hindia.
Perjalanannya tersebut dimulai pada tahun 1405 hingga 1433, mereka melakukan perjalanan selama 28 tahun lama nya.
Kaisar Yongle, telah memerintahkan Laksamana Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran.
Ekspedisi ini telah berlangsung tuju kali hingga akhirnya berakhir di masa kepemimpinan Kaisar Yongle dan kemudian digantikan oleh Kaisar Xuande.
Awal Mula
Pada masa kepemimpinannya, Kaisar Yongle telah memerintahkan pembangunan armada untuk Tiongkok.
Kaisar yang menginginkan Dinasti Ming menerapkan kebijakan ekspansi ke beberapa wilayah.
Rencana itu tersebut terwujud pada tahun 1403 yang digunakan untuk sarana-sarana untuk melakukan penjelajahan.
Armada yang telah dibuat itu dikenal dengan sebutan "Xiafan Guanjur" yang terdiri atas beberapa kapal dagang, kapal perang, dan juga kapal penunjang untuk membentuk kapal lainnya.
Longjiang yang ditunjuk sebagai lokasi tempat pembuatan mega proyek armada tersebut.
Bahan-bahan dari kayu untuk pembuatan kapal tersebut didapatkan dari pohon di sekitar Sungai Min. Setelah melakukan persiapan matang, ekspedisi itu pun dimulai.
Pelayaran Pertama
Kaisar Yongle telah menunjuk Laksamana Cheng Ho untuk memimpin sebuah ekspansi ini. Cheng Ho pun menerbitkan kertas yang bersegel kekaisaran untuk menandakan bahwa Cheng Ho sebagai utusannya.
Laksamana Cheng Ho itu mendapatkan wewenang penuh untuk melakukan sebuah ekspansi.
Tepatnya, pada tanggal 11 Juli 1405, Cheng Ho yang memimpin pasukannya tersebut, dengan berbekal surat kekaisaran, Ibu Kota Nanking yang di jadikan sebagai saksi awal berkumpulnya seluruh anggota pasukan.
Perjalanan ekspansi besar ini telah singgah di Kota Liuhe, Tiongkok. Di tempat mereka bersinggah ini, semua armada telah dipersiapkan secara maksimal dengan mengondisikan pasukannya.
Perjalanannya dilanjutkan dengan melewati muara Sungai Min menuju ke Champa Vietnam, dan kemudian di lanjutkan ke Nusantara yang meliputi Jawa, Malaka, Aru, dan Samudra Pasai.
Ketika mereka berada di Nusantara, Cheng Ho telah mengunjungi Sriwijaya di Sumatera.
Dan selain itu, pasukan Cheng Ho juga sempat mengunjungi Majapahit yang ketika kala itu sedang terjadi perang saudara antara Wikramawardana dan Bhre Wirabumi.
Kala itu, sekitar 170 pasukan rombongan Cheng Ho juga ikut terbunuh.
Ketika mendatangi berbagai daerah di indonesia tersebut, Cheng Ho dan pasukannya memberikan beberapa upeti kepada raja-raja sebagai penghormatan karena telah diperbolehkan melakukan kunjungan tersebut.
Daerah yang pernah disinggahi armada Cheng Ho juga mendapatkan kemajuan dalam beberapa hal seperti, bercocok tanam, bertenak, berdagang, seni ukir, dan senin lainnya yang ada di indonesia.
Setelah Cheng Ho meninggalkan Nusantara, pada sesi pertama saat pelayarannya, Cheng Ho dan pasukannya pun berlayar menyeberangi Samudra Hindia.
Sri Lanka tak turut dikunjungi oleh Cheng Ho, karena ketika berada disana, para pasukan Cheng Ho mendapatkan perlawanan dari Raja Alagakkonara yang pada saat itu menjadi raja di Sri Lanka.
Dan pada akhirnya, pada tahun 1407. Laksamana Cheng Ho kembali ke Tiongkok setelah sebelumnya mengunjungi Malaka.
Cheng Ho, di Malaka, pasukan nya mendapatkan serangan dari para bajak laut Chen Zuyi di Palembang, Namun, memang kekuatan armada Cheng Ho itu bisa memberikan perlawanan terhadap aksi para perompak.
Sebanyak 5.000 bajak laut telah tewas serta 10 kapal perompak dibakar, sementara 7 kapal lainnya telah ditangkap. Chen Zuyi mendapatkan hukuman mati.
Setelah mereka berhasil memukul mundur perompak-perompak itu, mereka kembali ke Tiongkok pada tanggal 2 Oktober 1407.
Keberhasilan Cheng Ho dalam pelayaran ini, Cheng Ho telah diberikan penghargaan dari Kaisar Yongle. Dan selanjutnya, Cheng Ho melakukan ekspedisi pelayaran kedua dan ketiga yang telah menjangkau Jazirah Arab dan Afrika Timur.
Armada dari Cheng Ho ini dipersenjatai secara militer dan membawa harta dalam jumlah yang sangat besar untuk menampilkan bukti kekuasaan serta kekayaan Tiongkok itu sendiri kepada dunia.
Hingga perjalanannya ke tujuh, Tiongkok telah menjadi pelopor dari angkatan laut pada awal abad ke-15.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.