DONALD TRUMP MENGANCAM MENGIRIM 25 ORANG MEKSIKO KE JEPANG

DONALD TRUMP MENGANCAM MENGIRIM 25 ORANG MEKSIKO KE JEPANG

Donald Trump mengancam Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dia akan mengirim 25 orang Meksiko ke negaranya, salah satu dari serangkaian missives aneh yang menggagalkan rekan-rekan pemimpin di pekan lalu yang sengit bertemu G7, menurut laporan pada hari Jumat.

Kelompok Tujuh pertemuan puncak demokrasi industri maju selesai dalam kekacauan setelah presiden AS tiba-tiba menolak pernyataan konsensus dan dengan sengit menyerang Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Di belakang layar, rekan-rekan Trump kecewa dengan jabs verbal pada topik mulai dari perdagangan hingga terorisme dan migrasi, The Wall Street Journal mengatakan, mengutip pejabat Eropa yang hadir.

Pada satu titik ia menggambarkan migrasi sebagai masalah besar bagi Eropa kemudian berkata kepada Abe: "Shinzo, Anda tidak memiliki masalah ini, tetapi saya dapat mengirim Anda 25 juta orang Meksiko dan Anda akan keluar dari kantor segera," menciptakan rasa iritasi di dalam ruangan, menurut seorang pejabat Uni Eropa.

Sumber itu menambahkan bahwa ketika topik beralih ke Iran dan terorisme, Trump membidik Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengatakan: "Anda harus tahu tentang ini, Emmanuel, karena semua teroris berada di Paris."

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker juga mendapat kecaman dan berulang kali dideskripsikan oleh Trump sebagai "pembunuh brutal" yang mengacu pada blok antitrust dan denda pajak terhadap perusahaan teknologi AS yang telah mencapai miliaran dolar.

Perbedaan pahit atas perdagangan mendominasi KTT yang diselenggarakan oleh Kanada, dengan para pemimpin ekonomi terbesar di dunia berbaris melawan ancaman Trump untuk memaksakan tarif kaku pada baja dan aluminium impor.

Setelah menolak pernyataan bersama, Trump dan para pembantu utamanya menyerang Trudeau, menuduhnya tidak jujur ​​dan mengkhianati.

Trump pada hari Jumat menolak laporan perselisihan, menyalahkan "Berita Palsu Media" di Twitter untuk menggambarkan gambar palsu saat memposting beberapa foto dirinya yang tampak bergaul dengan baik dengan sesama pemimpin G7.