0

Indonesia siap untuk mengajukan keluhan pada 29-30 Maret 2017 pertemuan di markas WTO di Jenewa

Indonesia siap untuk mengajukan keluhan pada 29-30 Maret 2017 pertemuan di markas WTO di Jenewa

 
Dalam pernyataan yang dirilis pada Indonesia mengatakan tugas anti-dumping Uni Eropa pada biodiesel adalah bentuk ketidakadilan dan tidak konsisten dengan Perjanjian Anti-Dumping WTO (ADA). Sementara itu, Indonesia juga membantah perhitungan tugas. Keamanan Pradnyawati, Direktur Indonesia untuk keamanan Trade mengatakan Indonesia siap untuk mengajukan keluhan pada 29-30 Maret 2017 pertemuan di markas WTO di Jenewa (Swiss).

Tugas anti-impor biodiesel (ditetapkan untuk periode 2013-2018) adalah beban Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir perekonomian terbesar di Asia Tenggara telah bersemangat untuk meningkatkan produksi biodiesel (solar dicampur dengan minyak sawit) baik untuk konsumsi domestik dan ekspor. Uni Eropa adalah pasar yang menguntungkan bagi ekspor biodiesel Indonesia. Namun, tugas anti-dumping melemahkan pendapatannya.

Tidak hanya Indonesia dipengaruhi oleh tugas-tugas anti-dumping pada biodiesel. Argentina mengalami masalah yang sama (Argentina menggunakan kedelai untuk biodiesel). Menurut pengiriman biodiesel Uni Eropa dari Indonesia dan Argentina tidak adil (dalam hal harga) karena kedua negara dapat menghasilkan biodiesel dengan cara murah (Indonesia adalah produsen minyak sawit mentah terbesar dunia, sementara Argentina adalah produsen kedelai utama). Dengan demikian, karena biaya produksi yang lebih murah, mereka bisa menjualnya untuk harga yang relatif rendah di Uni Eropa.

Setelah Argentina mengajukan keluhan tahun lalu, pengadilan Uni Eropa memutuskan (di September 2016) untuk membatalkan tugas anti-dumping yang dikenakan pada eksportir biodiesel dari Argentina,Berdasarkan hasil positif dari keluhan Argentina, Indonesia mengharapkan untuk melihat hasil positif juga dari keluhan akhir bulan ini.

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top