SRI MULYANI JELASKAN PENYEBAB PENURUNAN NILAI TUKAR RUPIAH
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penurunan nilai tukar rupiah dan kenaikan nilai tukar dolar AS. Salah satunya adalah inflasi yang berasal dari barang impor.
"Yang pertama adalah inflasi impor, banyak impor dilakukan tahun lalu hingga kuartal pertama," katanya di Djakarta Theater, Selasa, 8 Mei.
Sri Mulyani juga menyebutkan pertumbuhan impor Indonesia hingga kuartal pertama 2018 telah mencapai 12 persen. Sri Mulyani mengatakan, bagaimana dampaknya terhadap inflasi, adalah sesuatu yang membutuhkan perhatian dari pemerintah dan Bank Indonesia.
Fluktuasi nilai tukar rupiah akan mempengaruhi subsidi, terutama bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, katanya.
Dia saat ini bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sedang memantau neraca PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
"Jadi nanti kita bisa membuat kebijakan yang di satu sisi dapat mempertahankan keuangan Pertamina sehingga BUMN dapat bekerja untuk melakukan tugas-tugas negara, yang menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau," katanya.
Belakangan, ia berharap kebijakan itu dapat membuat anggaran negara tetap sehat dan meminimalkan tekanan fiskal dari luar negeri. Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus memantau ekonomi, terutama dari faktor kebijakan negara lain yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah terkait nilai tukar terbaru.
"Yang pertama adalah inflasi impor, banyak impor dilakukan tahun lalu hingga kuartal pertama," katanya di Djakarta Theater, Selasa, 8 Mei.
Sri Mulyani juga menyebutkan pertumbuhan impor Indonesia hingga kuartal pertama 2018 telah mencapai 12 persen. Sri Mulyani mengatakan, bagaimana dampaknya terhadap inflasi, adalah sesuatu yang membutuhkan perhatian dari pemerintah dan Bank Indonesia.
Fluktuasi nilai tukar rupiah akan mempengaruhi subsidi, terutama bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, katanya.
Dia saat ini bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sedang memantau neraca PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
"Jadi nanti kita bisa membuat kebijakan yang di satu sisi dapat mempertahankan keuangan Pertamina sehingga BUMN dapat bekerja untuk melakukan tugas-tugas negara, yang menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau," katanya.
Belakangan, ia berharap kebijakan itu dapat membuat anggaran negara tetap sehat dan meminimalkan tekanan fiskal dari luar negeri. Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus memantau ekonomi, terutama dari faktor kebijakan negara lain yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah terkait nilai tukar terbaru.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.