UTANG LUAR NEGERI INDONESIA MENCAPAI USD358 MILIAR DI KUARTAL PERTAMA
Kepala departemen komunikasi Bank Indonesia Agusman mengungkapkan bahwa utang luar negeri Indonesia selama kuartal pertama tahun ini tumbuh dalam tingkat yang lamban.
"Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan utang luar negeri yang lambat di pemerintah dan swasta dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata Agusman dalam siaran pers pada Selasa, 15 Mei.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa utang luar negeri Indonesia pada kuartal pertama 2018 sebesar USD 358,7 miliar, yang terdiri dari USD 184,7 miliar dari pemerintah dan bank sentral. Sementara itu, sektor swasta mencatat utang US $ 174,0 miliar.
Menurut Agusman, utang luar negeri pemerintah dalam bentuk obligasi atau nota perbendaharaan (SBN) terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan sekuritas syariah (SBSN) dan pinjaman kreditur luar negeri sebesar USD 56,3 miliar.
“Peningkatan ini bersumber dari penerbitan instrumen hukum global senilai USD 3 miliar,” kata Agusman. Sementara itu, pertumbuhan utang luar negeri di sektor swasta telah melambat yang terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan listrik, gas, uap, dan sektor pengadaan air panas.
Perkembangan utang luar negeri triwulan pertama Indonesia tahun 2018, menurut Agusman, masih dapat dikendalikan yang dapat dilihat dalam rasio utang negara terhadap produk domestik bruto pada akhir kuartal pertama 2018. Wajah ini, katanya, jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
"Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan utang luar negeri yang lambat di pemerintah dan swasta dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata Agusman dalam siaran pers pada Selasa, 15 Mei.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa utang luar negeri Indonesia pada kuartal pertama 2018 sebesar USD 358,7 miliar, yang terdiri dari USD 184,7 miliar dari pemerintah dan bank sentral. Sementara itu, sektor swasta mencatat utang US $ 174,0 miliar.
Menurut Agusman, utang luar negeri pemerintah dalam bentuk obligasi atau nota perbendaharaan (SBN) terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan sekuritas syariah (SBSN) dan pinjaman kreditur luar negeri sebesar USD 56,3 miliar.
“Peningkatan ini bersumber dari penerbitan instrumen hukum global senilai USD 3 miliar,” kata Agusman. Sementara itu, pertumbuhan utang luar negeri di sektor swasta telah melambat yang terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan listrik, gas, uap, dan sektor pengadaan air panas.
Perkembangan utang luar negeri triwulan pertama Indonesia tahun 2018, menurut Agusman, masih dapat dikendalikan yang dapat dilihat dalam rasio utang negara terhadap produk domestik bruto pada akhir kuartal pertama 2018. Wajah ini, katanya, jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.