Pemerintah Iran menegaskan bahwa tak pernah ada serangan siber terhadap Negara republic islam itu yang berhasil. Penegasan ini di sampaikan setelah media amerika Serikat melaporkan bahwa AS telah melancarkan serangan siber terhadap Iran di tengah ketegangan antara kedua Negara.
“Media-media menanyakan tentang kebenaran dugaan serangan siber terhadap iran. Tidak ada serangan yang berhasil di lakukan oleh mereka, meskipun mereka melakukan banyak upaya,”kata Menteri Telekomunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi dalam postingan di Twitter, Senin (24/6).
Menteri Iran itu megnakui bahwa Iran telah menghadapi terorisme siber, misalnya Stuxnet yang di temukan pada tahun 2010, di sebut-sebut dirancang oleh Israel dan AS guna merusak fasilitas nukir Iran. Sebelumnya pada Sabtu (22/6) waktu setempat, Washington Post melaporkan bahwa AS melancarkan serangan Siber terhadap sistem kendali rudal dan jaringan mata-mata Iran pekan ini, setelah iran menembak jatuh sebuah drone pengintai AS.
Menurut media terkemuka AS itu, serangan siber itu melumpuhkan computer-komputer yang di gunakan untuk mengendalikan roket dan peluncur rudal, namun tidak menumbulkan korban. Serangan itu dilakukan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan serangan udara terhadap Iran pada Kamis (20/6) lalu.
Belakangan ini, pemerintah Trump meningkatkan ketegangan dengan Iran yang telah menjadi musuh lama As dan sekutu-sekutu penting AS, yakni Israel dan Arap Saudi ketegangan meningkat setelah trump secara sepihak memutuskan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang di kenal dnean nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018. Juga setelah Amerika menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran dan secara praktis memaksa Negara-negara lain turut mengembargo Iran.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.