Tiga desa di dua kecamatan di Ponorogo, mulai dilanda kekeringan di musim kemarau ini. Dropping air bersih pun mulai diberikan, lantaran ada ratusan jiwa yang kini tengah tergantung pada bantuan. Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan, setidaknya di bumi reog ada 3 desa dalam 2 kecamatan yang mengalami kekeringan. Diantaranya adalah, Desa Caluk dan Desa Duri di Kecamatan Slahung serta Desa Gabel di Kecamatan Kauman.
"Untuk Desa Caluk dihuni oleh 210 jiwa, Desa Duri 200 jiwa dan Desa Gabel 360 jiwa. Total ada 770 jiwa atau 218 keluarga yang kini tengah mengalami kekeringan," jelasnya, sapaan akrabnya, Rabu (17/7). Budi mengatakan, jumlah daerah yang terdampak kekeringan diperkirakan akan meluas di tahun ini. Mengingat baru bulan Juli, beberapa desa sudah mulai dilanda kekeringan. Padahal prediksi awal kekeringan baru melanda Ponorogo pada Agustus mendatang.
Ia menambahkan, berdasarkan kajian pihaknya, ada 22 desa dalam 10 kecamatan yang di prediksi akan di landa kekeringan. 10 Kecamatan itu selain Slahung dan Kaumanadalah Kecamatan Malrak, Sampung, Pilung, Badegan, Balong, Bungkal, Sawoo, Jenangan.
"Total penduduknya ada sekitar 7.863 jiwa atau sekitar 2.234 keluarga," kata mantan Kasubag Humas Pemkab Ponorogo ini. Untuk penanggulangan sementara, pihaknya akan melakukan dropping air bersih. Dari perhitungannya, minimal 118 rit air bersih untuk 19 desa setiap pekannya. Belum termasuk 200 rit air bersih yang disuplai oleh Pemprov.
"Pengiriman dilakukan dua kali dalam seminggu, dengan kapasitas per tangki 6 ribu liter air bersih," ujarnya. Ia menambahkan, untuk saat ini kebutuhan paling banyak dari Desa Karangpatihan, Pulung, yang mencapai 33.600 liter air, atau 7 rit air bersih. Disusul Desa Pelem, Bungkal, yang membutuhkan 27.680 liter air. Kebutuhan terbanyak ketiga berasal dari Desa Suren, Mlarak, yang memerlukan 26.720 liter air.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.