0

Pengamat Transportasi Mengkritik JPO Di Depok

Pengamat Transportasi Mengkritik JPO Di Depok

Seorang pengamat transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Cahyono mengkritik pemerintah karena kurangnya jembatan penyeberangan (JPO) di sepanjang Jl. Margonda, Depok. Dia mengatakan keselamatan pejalan kaki harus menjadi masalah prioritas sebagaimana diatur dalam UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan transportasi darat.

Pemda Depok, lanjutnya, harus terlebih dahulu melakukan studi tentang lokasi jembatan. Misalnya, jembatan penyeberangan yang menghubungkan Margo City dan Depok Town Square. "Ini sangat berguna," katanya.

Sementara itu, Walikota Depok Mohammad Idris mengatakan pemerintah daerah telah merencanakan untuk membangun lebih banyak jembatan pejalan kaki yang juga dapat memfasilitasi usaha kecil dan mikro (UKM).

Kota Depok di sekitar kawasan Jalan Margonda Raya, Depok. Kota Depok menetapkan peringkat kota termacet di Indonesia dengan laju kendaraan 21,4 Km / jam. TEMPO / Subekti.

“Jembatan itu akan lebih lebar dari yang umum. UKM nantinya akan menjual produk mereka di sana, ”kata Idris ketika Tempo bertemu di kampus UI, Minggu, 19 Agustus.

Idris melanjutkan dengan mengatakan bahwa jembatan yang akan datang akan mirip dengan skybridge atau skywalk di Pondok Indah dan yang akan dibangun di Gerbang Welcoming Kota Depok.

Dia menyebutkan anggaran akan menelan biaya Rp10 miliar yang dibiayai oleh Corporate Social Responsibility (CSR). Jembatan itu akan memiliki lebar enam meter yang dua meter diatur untuk stan UKM. "Pembangunan akan dimulai pada akhir 2018 dan selesai pada awal 2019," kata Walikota.

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top