BOKUMI, DARI LIMBAH KAYU MENJADI RUPIAH
INTERQQ |
Selama ini limbah kayu dipandang sebelah mata oleh orang orang banyak yang mengambil limbah ini hanya sebagai bahan bakar untuk kebutuhan dapur saja. Namun berbeda hal dengan padangan dari anak muda tanah air yang satu ini, Faiz Sadad ( 21 ) dirinya merupakan salah satu mahasiswa semester enam di salah satu universitas swasta di Jakarta. Dimasa mudanhya dirinya coba mengembangkan hobi yang ia sukai untuk menghasilkan pundi pundi rupiah yang memiliki hasil tidak sedikit.
Faiz saat ini tengah menekuni usaha pembuatan boneka dengan bahan baku yang biasanya disebut warga sebagai Bokumi. Usahanya ini sudah di rintis sejak 2012 silan dan memberi keuntungan yang tidak sedikit baginya tiap bulan. Awal mula bisnis ini ia terkuni sebenarnyua tercetus ide sejak 2008 silam di mana dirinya bosan menjalani masa mudanya. Pada akhirnya dirinya bersama sang ayah memulai usaha ini dan Bokumi tersmi di jual pada masyarakat pada 2012 silam.
“ Pada 2008 silam saya merasa bosan dengan menggambar pada media kertas saja. Dari niat iseng saya mencoba mengubah budaya dan buat tantangan baru bagi saya jadi saya menggambar pada media kayu,” ujar Faiz. Modal awal ayah dan anak ini awalnya tidak besar hanya berkisar pada 15 jutaan saja. Dana ini sendiri digunakan untuk membeli mesin kayu sedangkan bahan baku kayu diambil dari limbah kayu yang diolah kembali.
Bokumi berasal nama yang diberikan dari limbah kayu palet yang digunakan sebagai alas pengiriman kulkas, Tv dan lainnya. Boneka kreasi berbahan kayu ini sebenarnya tidak digunakan lagi dan faiz mengolahnya kembali menjadi boneka yang memiliki nilai ekonomis. Diluar dari perhitungan Faiz ternyata boneka hasil kreasinya dan sang ayah mendapatkan respon positif dari masyarakat. Kian hari semakin banyak permintaan untuk hasil kreasi ayah dan anak ini.
Sejak 2015 Faiz sudah mendapatkan kepercayaan untuk memegang usaha ini sendiri dimana usaha ini masih terus berjalan sampai saat ini dan berkembang.
Faiz saat ini tengah menekuni usaha pembuatan boneka dengan bahan baku yang biasanya disebut warga sebagai Bokumi. Usahanya ini sudah di rintis sejak 2012 silan dan memberi keuntungan yang tidak sedikit baginya tiap bulan. Awal mula bisnis ini ia terkuni sebenarnyua tercetus ide sejak 2008 silam di mana dirinya bosan menjalani masa mudanya. Pada akhirnya dirinya bersama sang ayah memulai usaha ini dan Bokumi tersmi di jual pada masyarakat pada 2012 silam.
“ Pada 2008 silam saya merasa bosan dengan menggambar pada media kertas saja. Dari niat iseng saya mencoba mengubah budaya dan buat tantangan baru bagi saya jadi saya menggambar pada media kayu,” ujar Faiz. Modal awal ayah dan anak ini awalnya tidak besar hanya berkisar pada 15 jutaan saja. Dana ini sendiri digunakan untuk membeli mesin kayu sedangkan bahan baku kayu diambil dari limbah kayu yang diolah kembali.
Bokumi berasal nama yang diberikan dari limbah kayu palet yang digunakan sebagai alas pengiriman kulkas, Tv dan lainnya. Boneka kreasi berbahan kayu ini sebenarnya tidak digunakan lagi dan faiz mengolahnya kembali menjadi boneka yang memiliki nilai ekonomis. Diluar dari perhitungan Faiz ternyata boneka hasil kreasinya dan sang ayah mendapatkan respon positif dari masyarakat. Kian hari semakin banyak permintaan untuk hasil kreasi ayah dan anak ini.
Sejak 2015 Faiz sudah mendapatkan kepercayaan untuk memegang usaha ini sendiri dimana usaha ini masih terus berjalan sampai saat ini dan berkembang.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.