0

Tapal batas Indonesia - Malaysia yang berada di kalimantan barat ini dihuni oleh masyarakat dayak, mereka sudah hidup ditempat itu jauh sebelum batas batas negara terbentuk,


Pola kekerabatan dayak Indonesia dengan Dayak di Malaysia juga masih bertalian, imaji Komunitas berdasarkan persamaan kedua budaya yang nyata ada lalu bagaimana dengan kabar Nasionalisme sebagai bangsa Indonesia,

Adakah di hati mereka muncul rasa keterikatan persaudaraan dengan orang orang dari sabang sampai merauke ? di kalimantan barat ini, INTERQQ.INFO sudah menelusuri untuk menyambangi sanggau dan sintang, dua kabupaten Indonesia yang punya wilayah berbatasan dengan sarawak, malaysia


Dan ada juga wilayah wilayah perbatasan yang tertentu yang masih cukup sulit kita jangkau dari pusat kota


Ketua Dewan Adat Dayak [ DAD ] Sintang, Jeffray Edward menjelaskan memang pembangunan infrastruktur jalan di perbatasan di era presiden Joko Widodo sudah dijalankan, ini sangat membantu masyarakat perbatasan perhubungan dengan kawasan lainnya didalam negeri

Namun akses paralel menuju daerah di ibu kota kabupaten masih perlu menjadi perhatian, ada akses menuju lima kecamatan yang perlu di perhatikan yakni sintang, binjai hulu, ketungau hilir, ketungau tengah dan ketungau hulu


Dan terus terang kami juga tidak mampu dengan pembiayaan yang cukup dikatakan sangat besar ini, dan kami sangat memohon banyak kepada pemerintah pusat untuk membantu masyarakat yang berada disini


Karena bagaimanapun juga ini menjadi sarana dan prasarana masyarakat kabupaten sintang terutama wilayah perbatasan yang dikatakan oleh Jeffray itu kepada INTERQQ.INFO


Dulu aktivitas ekonomi masyarakat dayak perbatasan ini sangat erat bergantung kepada malaysia, bukan ke Indonesia, ini karena akses ke malaysia jauh lebih gampang, misalnya saja saat mereka harus menjual hasil bumi, tidak mungkin mereka harus menempuh jarak yang jauh dengan kondisi jalanan yang berat itu


Memang dulu sebelum infrastruktur kita ditangani, kita juga melihat bahwa mereka juga menjalin ekonomi dengan daerah tetangga [Malaysia] karena tidak mungkin mereka menjual ke daerah perbatasan jauh sekali karena seiring jalanan yang kurang mendukung itu untuk pergi ke kota buat menjual barang dagangan mereka itu


Dulu pada tahun 2011 menjelang perayaan kemerdekaan 17 agustus pernah ada kabar kalau sensasional tentang seorang kepala desa itu munguk yang ramai dibicara bicarakan karena di Sintang yang mengancam akan mengibarkan bendera Malaysia di daerah Sintang dan akhir nya ramai pembicaraan tentang itu, namun bersyukur tidak lama kasus tersebut karena segera di padamkan amarah masyarakat sintang itu


Permasalahan soal Ringgit Malaysia, tidak dapat dipungkiri mata uang malaysia ini masih menjadi mata uang sebagai alat tukar menukar di daerah ini


Akses Ekonomi sedikit demi sedikit mereka sudah menjual nya ke entikong, walaupun masih kecenderungan menjual nya ke malaysia, karena harga disana masih  lebih baik. Kami bertemu langsung dengan Kepala Desa Suruh Tembawang kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau namanya Gak Mulyadi, memang keterikatan mereka kehidupan mereka akhir akhir ini


Sering dengan laju pembangunan, dusun badat misalnya, penduduk disitu sudah beberapa tahun berakhir ini lebih sering menjalin hubungan dagang dengan Entikong


Untuk sekarang sudah mendingan minimal Indonesia merdeka sudah sampai ke pusat desa, tentu orang kota tak perlu serius untuk menikmati Kelakar Gak Mulyadi


Desa Suruh Tembawang Dihuni Oleh Suku Dayah Bidayuh yang punya beragam Variasi bahasa, mereka punya hubungan pertemanan dengan dayak bidayuh di Gun sampit malaysia, dayak bidayuh ini juga tinggal di kecamatan sekayam

Satu kecamatan dengan Entikong yang perbatasan langsung dengan serawak malaysia, ada juga dayak iban keberadaan mereka sangat ramah dan baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia.

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Top