PUNGUTAN BIAYA MASUK ANCOL SANGAT DISAYANGKAN DJAROT
INTERQQ |
Gubernur Ibu Kota DKI Jakarta, Bapak Djarot Saiful Hidayat telah menyayangkan kalau masih adanya pungutan biaya kepada para warga yang berkeinginan masuk pada kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Tak hanya itu saja, sistem manual yang tak cashless itu juga sangat disayangkan oleh Politisi PDI Perjuangan ini.
"Seharusnya yang dikenakan biaya itu pada warga yang hendak memarkirkan mobil mereka. Benar gak? Kalian semua juga bisa membayanginnya kan, contohnya saja kalau kita mau masuk ke Ancol itu, untuk semuanya yang akan di hitung untuk bayar nih dan belum lagi cashless nya kan, coba, bagaimana cara mereka menghitungnya itu loh? Bagaimana juga dengan pertanggung jawaban dari pihak mereka? Kan semuanya belum cashless kan, semuanya di hitung hanay dengan kasih karcis saja, menurut saya semua yang mereka lakukan masih kuno. bener gak? Jadi kalau saja ada seseorang yang menuntut, saya pikir itu adalah hal yang wajar," di sebutkan oleh Bapak Djarot Saiful Hidayat pada saat masih berada di Balai Kota, pada hari Jumat tanggal 15 September 2017 siang tadi.
Mantan Wali Kota Belitar ini juga menyebutkan akalu saja biaya masuk sudah semestinya di gratiskan agar hal ini dapat menghidupi semua perekonomian yang ada di Ancol terlebih lagi pasar seni nya. Beliau juga memberikan contoh seperti pada masuk ke Monas saja apabila tetap di pungut bayaran akan tetapi pada saat para warga ingin memanfaatkan fasilitas untuk naik ke atas, hanya pakai daftar saja dan juga sudah menggunakan cashless.
"Dengan cara menggratiskan kepada para warga untuk masuk ke Ancol baru bisa maju. Nah kalau para warga yang ingin masuk ke wahana, baru harus bayar dong. Mudah - mudahan dengan cara seperti iini, pasar seni yang ada di sana baru bisa hidup, tapi ya, harus tetap di kontrol semua pemanfaatannya ya, agar semuanya tidak kumuh gitu loh," Bapak Djarot Saiful Hidayat menjelaskannya.
"Nah, kalau untuk parkir mobil mereka yang harus diberikan tarif untuk parkirnya, dikasih harga khusus dan juga lebih tinggi saja. Dipakai sistem hitungan per jam saja. Dengan begitu kan bisa dapat dari situ dan mudah kan, pakai gate aja, biar untuk kontrolnya lebih gampang loh," pungkasnya.
"Seharusnya yang dikenakan biaya itu pada warga yang hendak memarkirkan mobil mereka. Benar gak? Kalian semua juga bisa membayanginnya kan, contohnya saja kalau kita mau masuk ke Ancol itu, untuk semuanya yang akan di hitung untuk bayar nih dan belum lagi cashless nya kan, coba, bagaimana cara mereka menghitungnya itu loh? Bagaimana juga dengan pertanggung jawaban dari pihak mereka? Kan semuanya belum cashless kan, semuanya di hitung hanay dengan kasih karcis saja, menurut saya semua yang mereka lakukan masih kuno. bener gak? Jadi kalau saja ada seseorang yang menuntut, saya pikir itu adalah hal yang wajar," di sebutkan oleh Bapak Djarot Saiful Hidayat pada saat masih berada di Balai Kota, pada hari Jumat tanggal 15 September 2017 siang tadi.
Mantan Wali Kota Belitar ini juga menyebutkan akalu saja biaya masuk sudah semestinya di gratiskan agar hal ini dapat menghidupi semua perekonomian yang ada di Ancol terlebih lagi pasar seni nya. Beliau juga memberikan contoh seperti pada masuk ke Monas saja apabila tetap di pungut bayaran akan tetapi pada saat para warga ingin memanfaatkan fasilitas untuk naik ke atas, hanya pakai daftar saja dan juga sudah menggunakan cashless.
"Dengan cara menggratiskan kepada para warga untuk masuk ke Ancol baru bisa maju. Nah kalau para warga yang ingin masuk ke wahana, baru harus bayar dong. Mudah - mudahan dengan cara seperti iini, pasar seni yang ada di sana baru bisa hidup, tapi ya, harus tetap di kontrol semua pemanfaatannya ya, agar semuanya tidak kumuh gitu loh," Bapak Djarot Saiful Hidayat menjelaskannya.
"Nah, kalau untuk parkir mobil mereka yang harus diberikan tarif untuk parkirnya, dikasih harga khusus dan juga lebih tinggi saja. Dipakai sistem hitungan per jam saja. Dengan begitu kan bisa dapat dari situ dan mudah kan, pakai gate aja, biar untuk kontrolnya lebih gampang loh," pungkasnya.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.