Tentu kita tahu semua ya bahwa Tempe adalah salah satu lauk yang sering berada dalam piring makanan kita. Pasalnya tempe bukanlah makanan yang mahal. Ia juga terbuat dari kedelai yang kaya akan protein. Setidaknya kedelai pada tempe mengandung
40 persen protein, 22 persen lemak, 25 persen karbohidrat, 8 persen dietary fiber dan 5 persen mineral. Sayangnya seperti yang telah dilansir oleh Interqq.info kita sangat bergantung pada kedelai impor untuk memproduksi tempe. Impor kedelai Amerika
BACA JUGA : BAGAIMANA BISA JENGKOL MEMBAWA PENYEBAB GAGAL GINJAL
Serikat ke Indonesia sebagai salah satu bahan baku tempe pada bulan agustus 2018 bahkan melonjak menjadi 405.200 tton dari 210.700 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya tersebut. " Kedelai memang sekarang jarang sekali. Jangankan dibuat dari
Minyak kedelai, dibuat tempe dan kecap saja barangnya sudah susah banget. Jadi kalau adapun impor. Ini menjadi suatu masalah juga ketiadaan bahan baku " jelas Prof.Dr.Ir.Made Astawan, MS, Ketua forum tempe Indonesia.
Bukan tanpa alasan, Made menjelaskan bahwa faktor geografis mempengaruhi mengapa kedelai sangat sulit dikembangkan di Indonesia. Sebenar nya kedelai itu tanaman sub tropis yang perlu durasi yang lebih lama untuk bisa memaksimalkan fotosintesis.
Kalau di Amerika kan kalau musim panas, siangnya lebih lama dari malamnya. Makanya disana tumbuh nya maksimal banget. Dan itu saja problemnya " jelas Made. Dibandingkan Indonesia yang hanya 1,75 ton per hektarnya, produksi kedelai di AS dapat
Mencapai 4.5 Ton per hektar karena faktor dari geografis. Dari segi ekonomi saja hanya sedikit petani Indonesia yang mengembangbiakkan kedelai " Ya petani kan rasional. Dari pada menanam kedelai ya lebih baik menanam beras dan jagung. Kecuali ada Intervensi
Khusus dari pemerintah. Nah itu bisa lain ceritanya " Ucap Made kepada team Interqq.info, Mengingat pentingnya kedelai untuk masyarakat Indonesia, Made menyayangkan jika Indonesia masih kesulitan memperoleh kedelai secara Swasembada
BACA JUGA : 136 TAHUN GEREJA INI TANPA IZIN AKHIRNYA DIDENDA 36 JUTA EURO ATAU SEKITAR 626 MILIAR
Perlu kita ingat nih bahwa kedelai adalah king of bean yang dimana kandungannya dan gizinya lebih banyak ketimbang kacang kacangan lain nya. Didalam kedelai ada sebuah protein sebanyak 47,5 persen dan sedangkan pada jagung hanya terkandung 8,3 persen
Protein dan pada beras hanya 7,9 persen. Made menegaskan bahwa kandungan gizi pada kedelai lokal tidak berbeda dari kedelai yang di produksi di Amerika Serikat. " Secara kualitas tidak berbeda, dan itu ketersediaannya. Kalau kedelai lokal itu cuma 30 persen dari total kebutuhan nasional. Makanya Swasembada tempe mungkin saja masih belum ya " pungkas Made.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.