Ada nya laporan penyerbuah stasiun radio Hamsamda di Kota Taloqan, Provinsi Takhar, Afghanistan di lakukan oleh dua orang yang bersenjata. Di dalam pristiwa tersebut, mereka telah membunuh dua penyiar yang sedang melakukan siaran langsung.
Kamis (7/2), kedua penyiar yang di perkirakan berusia sekitar 20 tahun itu di tembak oleh pelaku. Kejadian membuat keamanan Afganistan rawan bagi jurnalis.”Dua penembak menyerbu stasiun sekitar pukul 18.00 waktu tempat pada Selasa kemarin. Mereka telah menembak dua penyiar yang tengah mengudara. Keduanya meninggal di lokasi kejadian,” kata juru bicara pemerintah Kota Taloqan, Jawad Hejri.
Serangan terhadap jurnalis di Afghanistan menjadi yang kedua pada tahun ini. Peristiwa itu terjadi di tengah-tengah perundingan damai antara Taliban, Amerika Serikat, dan pemerintah Afghanistan. Pada Januari lalu, seorang jurnalis lepas Jawid Noori diculik dan dibunuh anggota Taliban di Provinsi Farah. Menurut lembaga Jurnalis Tanpa Batas (RSF), 2018 menjadi tahun paling mematikan bagi jurnalis di Afghanistan. Tercatat 25 wartawan meninggal pada tahun lalu.
.
Shah Marai, adalah salah satu dari delapan jurnalis yang meninggal dalam serangan bom. Tiga bulan kemudian sopir AFP, Mohammad Akhtar meninggal dalam serangan bom bunuh diri ketika ia sedang ingin berkerja. Menurut catatan RSF, sekitar 60 pewarta dan pekerja media tewas di Afganistan sejak AS menyerbu negara itu pada 2001.
Badan Keselamatan Wartawan Afghanistan mendesak pemerintah segera mengusut dan menangkap pelaku pembunuhan itu. Meski demikian belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.