Otoritas keamanan Belanda masih berupaya terus melakukan pencarian motif penembakan di sebuah trem di kawasan 24 Oktober plein, Utrecht, yang menewaskan tiga orang pada Senin (18/3) pagi. Jaksa Belanda sejauh ini belum bisa menemukan keterkaitan antara Gokmen Tanis pelaku penembakan yang berasal dari Turki, dengan para korban.
Senada dengan Jaksa, Komisioner Kepolisian Regional, Rob can Bree, juga menuturkan pihak nya belum bisa mengetahui relasi antara Tanis dengan tiga korbannya. Sementara itu, Perdana Mentri Mark Rutte juga menegaskan bahwa motif terorisme masih belum bisa di kesampingkan.
Sebelum, para jaksa Belanda Juga telah mencurigai pria 37 tahun itu itu melakukan penembakan kemarin merupakan aksi terorisme. Sebelumnya, para jaksa Belanda juga telah mencurigai pria 37 tahun itu yang telah telah menembakkan dengan niat terorisme.
Meski begitu, hingga kini belum jelas apakah Tanis, yang menenyukan wirayat melanggar hukum, bertindak atas kepercayaan politik atau dendam pribadi. Di bawah hukum Belanda. Tanis akan disidang pada Kamis (21/3) mendatang meski belum tentu menghadapi dakwaan.
Sementara itu, paman Tanis yang juga tinggal di Belanda. Mahmud Tanis meragukan motif penembakan sang keponakan yang berkaitan dengan radikalisme. "Melihat kondisi keponakan saya, kemungkinan bahwa apa yang ia lakukan adalah serangan teror sangat rendah," ucapnya seperti dikutip Reuters.
Meski sudah tak melihat Tanis selama beberapa tahun terakhir, Mahmut menuturkan aksi keponakannya itu bisa saja berasal dari "masalah hati." Tanis ditangkap kepolisian setelah tujuh jam dalam pencarian usai penembakan yang terjadi sekitar pukul 10.45 waktu setempat itu. Ia sempat kabur menggunakan mobil Renault Clio curian berwarna merah. Selain Tanis, kepolisian Belanda juga menangkap dua tersangka lainnya. Namun, peran kedua orang tersebut belum jelas.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.