JOKOWI MENGKRITIK KALANGAN POLITISI TENTANG LARANGAN PENGUNAAN ALAT PENANGKAPAN IKAN
Presiden Joko Widodo mengkritik pro kontra di kalangan politisi terkait kebijakan pelarangan penggunaan alat penangkap ikan pukat hela (trawl) dan pukat tarik atau cantrang (seine nets).
Akibat pro kontra yang tak pernah usai, kata Presiden, Indonesia tertinggal dari negara lain yang justru sibuk melakukan riset dan inovasi di bidang kemaritiman.
“Nelayan kita jangan terus diajak bekerja dengan pola-pola yang lama.kita bisa dan kita berani maju ke dunia yang akan datang modrern,Presiden Jokowi mengajak semua pihak yang bergerak dalam bidang kelautan dan perikanan berani membuat terobosan yang berbasis inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mencontohkan mengenai budidaya perikanan lepas pantai (offshore aquaculture) yang sudah dikembangkan disejumlah negara.
Selama ini, nelayan hanya melakukan penangkapan dan budidaya di kawasan pantai. Padahal, kata Presiden Jokowi, kawasan perairan di lepas pantau juga punya potensi besar untuk dikembangkan.
“Urusan cantrang sehingga tidak segera ke tempat lain yang lebih baik. Kenapa tidak bicara tentang offshore aquaculture. Sekali lagi, 70 persen negara kita adalah laut. Kenapa kita tidak pernah berbicara ini? Lihatlah Nowegia dan Taiwan setiap hari mereka berbicara mengenai offshore aquaculture ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengingatkan potensi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air mencapai US$1,33 triliun atau setara dengan Rp19 ribu triliun lebih pertahun. Menurut Presiden, potensi yang besar ini tidak akan berarti jika pengelolaannya masih monoton dan terkesan rutinitas tanpa melakukan terobosan-terobosan.
“Sekarang ini teknologi yang harus kita kejar, tanpa itu sulit mengejar yang lain. Pertumbuhan ekonomi kita terbaik ketiga diantara negara-negara G-20. Ya benar, tapi kalau kita tidak berani melompat, ya sudah ditinggal kita,” kata Presiden Jokowi.
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.